Jalur menuju puncak gunung Kelud yg paling populer adalah lewat desa Sugihwaras Kediri. Ini sekaligus menjadi jalur wisata bagi kebanyakan orang. Sebenarnya ada beberapa jalur lain dari Blitar yg dapat menjadi pilihan yaitu via desa Tulungrejo kec. Gandusari dan via desa Karangrejo kec. Garum. Namun keduanya merupakan jalur petualangan. Jalur desa Tulungrejo dapat di tempuh dengan mengambil jalan Wlingi - Batu, kemudian jika telah memasuki pasar desa Krisik ambil jalan yg naik ke atas dan 200m kemudian akan menemui gapura di sebelah barat jalan yg merupakan titik awal jalur.
Sedangkan jalur Karangrejo di mulai dengan memperhatikan tanda yg menunjukkan arah jalur kelud. Jika anda bingung bisa bertanya kepada warga desa. Jalur ini merupakan jalan rintisan yg konon katanya kelak menjadi jalur wisata kelud via Blitar, dimana saat ini pemerintah kabupaten sedang memperjuangkan hak kepemilikannya. Untuk saat ini sendiri kondisi jalan masih sebagian aspal sebagian makadam dan sebagian lain masih jalur alam gunung.
Pemandangan mulai fantastis jika telah mencapai titik atas ketika di sebelah jalan aliran kali putih terlihat jelas. Kita dapat berhenti sejenak di lokasi tersebut karena tersedia dua gubuk kecil dan tempat duduk untuk menikmati pemandangan.
Dari sini motor masih bisa meneruskan perjalanan naik ke atas hingga mencapai titik dimana kendaraan harus parkir, kemudian berjalan kaki jika ingin mencapai puncak kelud. Perlu di ketahui jika anda berniat mendaki maka anda akan mencapai puncak Sumbing yg merupakan puncak tertinggi kelud. Jika anda pernah ke gunung kelud via kediri, maka posisi puncak sumbing berada di sisi timur kawah yg mempunyai tebing tegak lurus seperti tembok.
Disarankan untuk tidak naik motor matic jika menempuh jalur Karangrejo ini.
03 Februari 2015
Jalur Puncak Kelud via Karangrejo
27 Desember 2014
Sudah kemana saja setahun ini?
Tahun 2014 segera berakhir, saatnya merangkai cerita setahun ini. Setidaknya 12 kali saya melakukan traveling baik hanya sekedar bersepeda, bermotor maupun naik kereta api. Berikut:
1. Tgl 5 Januari bersepeda ke candi Gambarwetan.
2. Tgl 23 Februari bersepeda lagi ke tower Sumberasri melihat kondisi pasca erupsi gunung Kelud.
3. Tgl 13 April bersama 3 teman main komidi putar di aloon-aloon kota Batu.
4. Tgl 20 April main ke Rambut Monte dan bendungan Ngusri bersama teman-teman cewek yg baru saja lulus sekolah.
5. Tgl 18 Mei bersama 12 teman main ke Blitar selatan dengan tujuan Monumen Trisula dan pantai Pangi.
6. Tgl 25 Mei ke Candi Tepas Kesamben. Ini merupakan ketidak sengajaan karena awalnya ingin mengikuti event sepeda, karena jadwal mundur lalu bersepeda mencari rute sendiri dan ketemu candi tersebut.
7. Tgl 3 Agustus yg merupakan hari ke 7 idul fitri ke air terjun Kandung.
8. Tgl 28 September ke Pacitan yg merupakan touring sepeda motor bersama 12 orang yg memberi pengalaman lain tentang traveling.
9. Tgl 9 November naik kereta ber-6 ke Jombang yg niatnya berjudul 'sehari di kereta'.
10. Tgl 2 Desember - Yogyakarta. Ini merupakan perjalanan impian saya selama ini, meski sendirian tapi tak mengurangi rasa senang bisa mendatangi kota tersebut.
11. Tgl 14 Desember ke alas Maliran bersama 12 teman dengan bersepeda yg niatnya semula melihat kijang namun gagal dan di ganti dengan seru-seruan berfoto.
12. Tgl 21 Desember ke air terjun Lawean yg merupakan perjalanan paling seru karena berpetualang di dalam hutan dan harus menempuh bahaya.
Rasanya sangat menyenangkan dalam setahun dapat melakukan perjalanan sebanyak itu, apalagi di dampingi teman dekat yg menambah keseruan. Semoga tahun depan di berikan kemampuan menjelajah lebih banyak lagi sudut Indonesia yg indah banget. So, pada akhirnya hanya dapat mengucap alhamdulillah.
23 Desember 2014
Air terjun Lawean ketika musim hujan
Sudah banyak yg menuliskan tentang air terjun Lawean Tulungagung. Posisi tepatnya dimana, caranya mencapai tujuan, dan kondisi perjalanannya seperti apa. Yaps, kondisi perjalanan adalah hal yg akan berbeda bagi setiap orang yg pernah kesana. Kebetulan kami datang saat musim hujan, cuaca yg kurang baik untuk melakukan perjalanan.
Pagi hari pukul 06.30 wib kami ber-12 segera berangkat dari Blitar dengan harapan 2 jam bisa mencapai tujuan. Sehari sebelumnya hujan turun setengah hari sudah memberikan tanda buruk. Dan pukul 09.00 wib kami sampai di lapangan Candi Penampihan tempat yg bisa di jadikan sebagai parkir kendaraan. Setelah berfoto-foto ria karena pemandangan yg bagus segera kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki seperti yg tuliskan teman-teman lain di blog-nya. Hal pertama yg menyulitkan adalah tak adanya petunjuk menuju lokasi, sedangkan jalan setapak banyak bercabang. Salah mengambil jalan akan semakin menjauhkan perjalanan karena kondisi pegunungan. Bertanya kepada warga yg sedang berkebun menjadi satu-satunya pilihan. Perasaan mulai tak enak ketika mulai masuk hutan, kondisinya sangat rimbun, langit juga sering tak dapat di lihat karena tertutup pepohonan. Jalan sempit penuh semak belukar cukup menakutkan seandainya bertemu hewan liar. Di tambah langit yg mendung rata membuat perjalanan kami selalu dalam keadaan cukup gelap, padahal saat itu pukul 10 siang.
Semakin masuk ke dalam hutan perasaan semakin tak enak, apalagi air terjun juga belum terlihat. Setelah satu jam lebih berjalan akhirnya kami bermusyawarah dan di putuskan jika sampai pukul 11 belum mencapai tujuan maka kami harus kembali. Namun tak sampai 5 menit alhamdulillah kami tiba di lokasi. Air terjunnya memang bagus sayang hujan akhirnya mulai turun juga. Segala jas hujan yg kami bawa kami jadikan alat berlindung walaupun tak cukup untuk kami semua. Kemudian teman-teman segera berfoto-foto dan meninggalkan tempat, berbahaya jika berlama-lama dalam kondisi seperti itu di dalam hutan. Meski hujan makin lebat kami tetap melanjutkan perjalanan pulang. Jalan licin membuat sebagian teman-teman berkali-kali terpeleset jatuh. Kondisi tegang memuncak ketika harus menyeberang sungai dengan arus deras. Hujan lebat menyebabkan debit sungai yg tadinya tenang menjadi ganas. Salah satu kawan dari grup lain sempat terseret arus namun masih selamat. Kemudian kami saling membantu agar semua dapat selamat. Setelah tiga kali menyeberang arus deras dan berjalan lebih dari satu jam akhirnya kami bisa keluar hutan. Perasaan sangat plong kami semua bisa keluar dengan selamat dan hanya beberapa sandal yg hanyut.
Air terjun Lawean memang memukau, apalagi pemandangan selama perjalanan motor juga indah. Bagi yg menyukai tantangan tempat ini layak masuk daftar kunjung terutama ketika hujan.
25 Mei 2014
Candi Tepas
Candi Tepas berada di desa Tepas kecamatan Kesamben kabupaten Blitar. Secara tidak sengaja ketika saya bersepeda bertemu dengan papan penunjuk di pinggir jalan lintas Kesamben - Resap Ombo, langsung kami telusuri 5 menit langsung sampai lokasi. Menurut penjaga candi ini merupakan peninggalan era Majapahit dan sejak ditemukan belum pernah di pugar.
Minggu ini justru lebih seru, pagi sekali kami ngebut dari kota Blitar menuju Kesamben dengan maksud mengikuti funbike. Sampai disana ternyata acara mundur hari Kamis. Berhubung belum pernah bersepeda di daerah Kesamben, maka saya putuskan jalan sebentar. Dan beruntung bertemu dengan salah satu candi, hmmm..
24 Februari 2014
Tower Sumberasri pasca erupsi kelud 2014
Pada hari kamis malam jumat tanggal 13 Februari 2014 pukul 21.15 wib status gunung kelud dinyatakan awas oleh PVMBG, tak lama berselang tepatnya pukul 21.50 wib langsung terjadi letusan. Awan hitam membumbung tinggi menjadikan langit yg semula cerah berganti gelap mencekam. Awan hitam bercampur kilatan-kilatan petir perlahan-lahan menutupi cahaya bulan. Makin lama makin mencekam karena kilatan semakin banyak dan besar.
Gunung Kelud kemudian memuntahkan bermacam material debu dan batu yg menghujani wilayah sekitarnya.
Hari Minggu 23 Februari 2014 saya kembali mengayuh sepeda ke tower di desa Sumberasri Nglegok. Tak seperti biasanya tiap datang kesana, kali ini kami sengaja bersepeda sekaligus melihat keadaan daerah tower yg lumayan dekat dengan gunung kelud. Jika di wilayah Kota Blitar hanya terjadi hujan pasir ringan di sana terjadi hujan batu apung. Kerusakan yg ditimbulkan terlihat jelas terutama atap rumah dari esbes, semua berlubang. Genteng sebagian juga banyak yg pecah karena meratanya hujan batu tersebut. Daun-daun pohon yg berukuran lebar juga rusak semua tersayat batu. Jadi membayangkan betapa paniknya malam itu.
06 Januari 2014
Candi Gambar Wetan
Ini adalah candi yg letaknya cukup susah di jangkau, namun menyajikan suasana aneh. Bagaimana tidak, meski terletak di atas bukit dan di tengah perkebunan namun di sini lumayan bising mirip di tengah kota.
Suasana inilah yg menurut saya menarik, saat melihat candi sekaligus melihat ramainya suasana penambangan pasir kali bladak.
Jika anda mempunyai banyak waktu luang, sempatkan berwisata di Blitar utara. Candi Penataran lalu ke utara 1 km ada Blumbang (kolam) Pacuh, kemudian sedikit offroad menuju Candi Gambar Wetan dan finish di tower melihat hamparan bukit. Dan jangan lupa mengamati tempat-tempat tersebut kemudian berikan komentar dan saran agar pariwisata Kabupaten Blitar lebih baik.
03 Januari 2014
Nyemplung kali main tubing
Ini adalah sebuah angan-angan yg semoga dapat terwujud. Salah satu hal yg paling saya sukai ketika bersepeda bareng teman adalah ketika telah sampai tujuan dan di tempat tujuan tersebut ada sungai yg jernih langsung nyebur. Rasanya seger banget, apalagi kalau arusnya cukup deras bisa buat main-main. Kebetulan di Blitar ini banyak sungai yg bisa di buat main terutama daerah utara. Airnya jernih, pemandangan sekitar bagus, dan arusnya cenderung kuat.
Berkaca dari pengalaman di atas rasanya jadi kangen main di sungai, apalagi kalau lihat acara jalan-jalan di televisi sajiannya seperti itu. Namun untuk saat ini sepertinya sulit mengulang hal itu, sekarang jarang bertualang sepeda. Tapi rasanya kalau hanya ingin sekedar main-main di sungai kenapa tidak bawa motor, sekalian bawa teman yg banyak trus bawa ban dalam mobil juga. Main tubing, ngikut arus sungai. Hmmmm..sepertinya asik.
Tapi kapan ya.. Semoga saja segera terwujud.
06 Desember 2013
30 November 2013
Pantai Pudak
Tak ada hal istimewa di sini, sama saja dengan pantai-pantai lain di pesisir selatan pulau Jawa, pasir putih dan ombak besar samudera Hindia.
Namun bagi saya yg istimewa adalah perjuangan mencapai tempat ini. Bersepeda selama 3 jam sejauh 35 km dari kota Blitar sungguh memberikan pengalaman indah. Apalagi perjalanan sejauh itu harus di tempuh dengan naik turun gunung, jalanan rusak, dan sempat nyasar.
Selama berpetualang sepeda, inilah rute terberat yg pernah saya tempuh. Istimewa..
20 September 2013
Pantai Pelang
Lokasinya di Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek, hampir mencapai perbatasan Kabupaten Pacitan. Posisinya barat daya dan lumayan jauh dari pusat kota. Bukan hanya jauh, tapi jg di perlukan perjuangan ekstra untuk menuju tempat ini. Setidaknya 20km jalan rusak plus naik turun gunung siap menjadi sajian.
Sampai disana jangan kecewa jika tak bisa mendekat dan bermain di pantainya, karena antara pantai dan tempat parkir pengunjung di batasi sungai yg cukup lebar. Untuk mencapai pantai harus memutar agak jauh.
Sajian utama wisata disini justru sebuah air terjun. Ketika habis turun hujan, debit airnya cukup besar hingga hempasannya menimbulkan angin kencang.
Pantai Pelang sempat tayang dalam program Paradiso Trans 7 beberapa tahun lalu. Karena melihat tayangan itulah yg akhirnya mendorong saya dan teman-teman datang ke sana.
Jika di perhatikan tempat ini cukup unik, karena memadukan pantai dan air terjun yg jarang ada di tempat wisata lain. Namun menurut saya kurang nyaman untuk di kunjungi. Bukan hanya infrastruktur jalan yg kurang memadai, pantainya sulit di jangkau dan air terjunnya kurang tertata rapi. Air terjun tersebut tertutup oleh banyaknya pohon jambu, ada lapak pedagang dan sebuah bangunan permanen. Padahal seharusnya air terjun itu dapat di nikmati dari arah depan dan dari arah pantai. Jadi, jika ingin menikmati sejuknya air terjun harus mendekat terlebih dahulu.
Sedangkan sarana pendukungnya ada lahan parkir, beberapa lapak pedagang, dan mushola.