20 Desember 2009

Candi Simping





Banyak hal menarik yg bisa dinikmati saat bersepeda ke Kademangan. Salah satunya melihat Gua Jedog yg berada di atas Gunung Kidul. Lokasinya hanya bisa ditempuh dgn jalan kaki. Bentuk guanya menarik, untuk memasuki gua kita harus membawa tangga untuk menuruninya. Menurut salah satu warga, gua tersebut tidak memiliki latar cerita yg menarik. Namun..., jika sudah sampai ditempat tersebut, maka kita akan tersaji pemandangan pegunungan yg hijau nan indah. Dan tak ketinggalan pemandangan lansekap kota Blitar dari kejauhan. Menarik!!
Sekitar 500 m kearah barat, terdapat candi yg terkenal, namanya Candi Simping. Didalamnya disemayamkan abu raja Majapahit terakhir, Raden Wijaya. Sayang candi ini hanya berupa reruntuhan. Menurut yg jaga, tak ada upaya serius dari pemerintah untuk memugar situs bersejarah ini. Tempat ini juga sepi pengunjung, menurut beliau masyarakat sekarang lebih suka dengan wisata yg berbau modern. Ada hal yg menarik yg diungkapkannya "Jika tak ada orang terdahulu, tentunya tak ada kita".
Namun dari buku tamu yg ada di pos jaga, tamu asing ternyata juga hampir ada setiap bulannya, mereka ada yg datang dari Perancis, Jerman, Polandia, Jepang, dll. Tamu dari nusantara juga ada, kebanyakan pelajar.

19 Juli 2009

Mleri




Menurut penjaga setempat, Mleri adalah sebuah komplek makam Raja Ranggawuni, raja Singosari ke3.
Letaknya di Desa Bagelenan Kecamatan Srengat Kabupatem Blitar, dan terletak di selatan Gunung Pegat. Letaknya berada di gang desa yang kecil sehingga perlu beberapa kali bertanya kepada warga sekitar untuk menemukan lokasinya.
Didalam kompleks situs sejarah tersebut terdapat beberapa pusara dan beberapa prasasti berhuruf palawa. Dan terdapat benda yang menunjukkan sengkala.
Jika anda berkunjung ke tempat ini di pagi hari mungkin anda akan bertemu dengam bapak penjaga yang dengan jelas akan memberikan informasi yang berharga seputar Kekunaan Mleri.

29 Juni 2009

Balerejo











Bagi sebagian penggemar sepeda
wisata seperti kami, mencari pemandangan hijau pegunungan di pagi hari adalah suatu yang sangat menyenangkan. Meskipun kami harus menempuh puluhan kilometer untuk mendapatkan tujuan yang dimaksud. Bahkan tanjakan terjal mesti kami lahap karena secara geografis pegunungan jauh dari Kota Blitar, tempat kami tinggal.
Pukul 5 pagi kami sudah mulai gowes, kali ini sebuah vihara di Desa Balerejo Kecamatan Doko menjadi tujuan. Saat ini Blitar sudah memasuki musim kering, jadi pagi ini masih terasa dingin banget. Tapi hal itu tidak menyurutkan niat kami.
Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam 30 menit, kami sampai di Desa Tegalasri dan beristirahat sejenak. Kami juga sempat berpapasan dengan biker dari Wlingi, tapi kami tidak satu tujuan. Setelah merasa cukup, kami melanjutkan perjalanan. Meskipun kaki sudah mulai terasa pegal, namun hijaunya pemandangan sungguh bisa menjadi obat lelah. Hawa pegunungan yang sejuk juga banyak membantu kami agar tak kepanasan dan dehidrasi.
Pada pukul 07.30 WIB kami tiba di lokasi. Agak heran juga karena di sebuah desa yang jauh dari kota terdapat bangunan vihara yang begitu megah. Kami tidak sampai melihat bagian dalam, tapi dari luar tampak jika vihara tersebut sangat luas.
Kami tidak dapat berlama-lama menikmati pemandangan disini, karena meski sudah jam 8 pagi, tetapi angin yang berhembus masih cukup dingin hingga mengusir kami untuk segera turun. Salah satu yang mengasyikkan bersepeda di pegunungan adalah ketika perjalanan turun. Tanpa bersusah payah kami dapat meluncur dengan kencang.
Perjalanan berubah menjadi tidak menyenangkan ketika memasuki jalan propinsi Blitar - Malang. Bus, truk, dan kendaraan besar lain bergantian mendahului kami. Meskipun kaki sudah lelah, kami harus genjot sepeda untuk menghindari polusi dan suara bising kendaraan bermesin. Untung perjalanan pulang ini jalan cukup landai dan cenderung banyak turunannya.
Sepertinya rute yang kami tempuh kali ini sekitar 70km. Dan saya merasakan bahwa sepeda tipe all mountain saya terasa lebih berat untuk menjalani rute sejauh itu. Kenapa ya???

10 Juni 2009

Air Terjun Kandung

Suasananya sejuk karena berada diatas gunung kidul yang banyak pohonnya. Teman saya begitu penasaran dengan tempat ini, saya pun jadi ikut ingin tahu. Air terjun ini di namai Kandung. Entah mengapa disebut seperti itu, tapi yang jelas air terjun ini berada di Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung Propinsi Jawa Timur.
Karena saya tinggal di Blitar, jam 05.30 WIB pagi kami sudah berangkat. Setelah menyeberang sungai Brantas dengan menumpang perahu 'getek' yang lazim disebut nambang, kami tiba di wilayah Tulungagung. Perjalanan kami lanjutkan, dan setelah 1 jam bersepeda dari rumah kami tiba dilokasi. Tapi kami kesulitan menemukan tempat air terjun itu berada. Setelah beberapa lama mencari dan tidak menemukan, maka kami putuskan untuk pulang saja.
Beberapa meter kami turun, ternyata kami bertemu teman-teman pesepeda lainnya. Kami sepakat mencari kembali lokasi air terjun. Senang sekali rasanya begitu lokasinya kami jumpai, tempatnya begitu tersembunyi, dan puas rasanya bisa menikmati pemandangan air terjun dengan jurang seram di sebelahnya. Rasanya ingin mandi di bawah air terjun tapi terlalu berbahaya...!!

31 Maret 2009

Candi Sawentar























Pada tahun 1316 dan 1317 Kerajaan Majapahit carut marut karena pemberontakan. Kondisi tersebut memaksa Raja Jayanegara menyelamatkan diri ke Desa Bedander dengan kawalan pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada. Berkat siasatnya, Raja Jayanegara berhasil naik tahta kembali. Oleh karena sambutan hangat dan perlindungan yang diberikan masyarat desa tersebut, maka Raja Jayanegara pun memberikan hadiah berupa prasasti kepada penduduk Desa Bedander.
Peristiwa penting tersebut terjadi pada hari Minggu Pahing bulan Srawana tahun Saka 1246 atau tahun 1324 Masehi, sesuai dengan tanggal yang tercantum pada prasasti. Dan tanggal itulah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Blitar.
Pada bulan Waisaka tahun Saka 1283 atau 1361 Masehi, Raja Hayam Wuruk beserta pengiringnya menyempatkan diri singgah di Blitar untuk mengadakan pemujaan di Candi Penataran. Dan tidak hanya itu, rombongan tersebut juga singgah di tempat-tempat yang dianggap suci, salah satunya Sawentar (Lwangwentar) di Dusun Centong Desa Sawentar Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar.