29 Juni 2009

Balerejo











Bagi sebagian penggemar sepeda
wisata seperti kami, mencari pemandangan hijau pegunungan di pagi hari adalah suatu yang sangat menyenangkan. Meskipun kami harus menempuh puluhan kilometer untuk mendapatkan tujuan yang dimaksud. Bahkan tanjakan terjal mesti kami lahap karena secara geografis pegunungan jauh dari Kota Blitar, tempat kami tinggal.
Pukul 5 pagi kami sudah mulai gowes, kali ini sebuah vihara di Desa Balerejo Kecamatan Doko menjadi tujuan. Saat ini Blitar sudah memasuki musim kering, jadi pagi ini masih terasa dingin banget. Tapi hal itu tidak menyurutkan niat kami.
Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam 30 menit, kami sampai di Desa Tegalasri dan beristirahat sejenak. Kami juga sempat berpapasan dengan biker dari Wlingi, tapi kami tidak satu tujuan. Setelah merasa cukup, kami melanjutkan perjalanan. Meskipun kaki sudah mulai terasa pegal, namun hijaunya pemandangan sungguh bisa menjadi obat lelah. Hawa pegunungan yang sejuk juga banyak membantu kami agar tak kepanasan dan dehidrasi.
Pada pukul 07.30 WIB kami tiba di lokasi. Agak heran juga karena di sebuah desa yang jauh dari kota terdapat bangunan vihara yang begitu megah. Kami tidak sampai melihat bagian dalam, tapi dari luar tampak jika vihara tersebut sangat luas.
Kami tidak dapat berlama-lama menikmati pemandangan disini, karena meski sudah jam 8 pagi, tetapi angin yang berhembus masih cukup dingin hingga mengusir kami untuk segera turun. Salah satu yang mengasyikkan bersepeda di pegunungan adalah ketika perjalanan turun. Tanpa bersusah payah kami dapat meluncur dengan kencang.
Perjalanan berubah menjadi tidak menyenangkan ketika memasuki jalan propinsi Blitar - Malang. Bus, truk, dan kendaraan besar lain bergantian mendahului kami. Meskipun kaki sudah lelah, kami harus genjot sepeda untuk menghindari polusi dan suara bising kendaraan bermesin. Untung perjalanan pulang ini jalan cukup landai dan cenderung banyak turunannya.
Sepertinya rute yang kami tempuh kali ini sekitar 70km. Dan saya merasakan bahwa sepeda tipe all mountain saya terasa lebih berat untuk menjalani rute sejauh itu. Kenapa ya???

10 Juni 2009

Air Terjun Kandung

Suasananya sejuk karena berada diatas gunung kidul yang banyak pohonnya. Teman saya begitu penasaran dengan tempat ini, saya pun jadi ikut ingin tahu. Air terjun ini di namai Kandung. Entah mengapa disebut seperti itu, tapi yang jelas air terjun ini berada di Kecamatan Rejotangan Kabupaten Tulungagung Propinsi Jawa Timur.
Karena saya tinggal di Blitar, jam 05.30 WIB pagi kami sudah berangkat. Setelah menyeberang sungai Brantas dengan menumpang perahu 'getek' yang lazim disebut nambang, kami tiba di wilayah Tulungagung. Perjalanan kami lanjutkan, dan setelah 1 jam bersepeda dari rumah kami tiba dilokasi. Tapi kami kesulitan menemukan tempat air terjun itu berada. Setelah beberapa lama mencari dan tidak menemukan, maka kami putuskan untuk pulang saja.
Beberapa meter kami turun, ternyata kami bertemu teman-teman pesepeda lainnya. Kami sepakat mencari kembali lokasi air terjun. Senang sekali rasanya begitu lokasinya kami jumpai, tempatnya begitu tersembunyi, dan puas rasanya bisa menikmati pemandangan air terjun dengan jurang seram di sebelahnya. Rasanya ingin mandi di bawah air terjun tapi terlalu berbahaya...!!