27 Desember 2014

Sudah kemana saja setahun ini?

Tahun 2014 segera berakhir, saatnya merangkai cerita setahun ini. Setidaknya 12 kali saya melakukan traveling baik hanya sekedar bersepeda, bermotor maupun naik kereta api. Berikut:
1. Tgl 5 Januari bersepeda ke candi Gambarwetan.
2. Tgl 23 Februari bersepeda lagi ke tower Sumberasri melihat kondisi pasca erupsi gunung Kelud.
3. Tgl 13 April bersama 3 teman main komidi putar di aloon-aloon kota Batu.
4. Tgl 20 April main ke Rambut Monte dan bendungan Ngusri bersama teman-teman cewek yg baru saja lulus sekolah.
5. Tgl 18 Mei bersama 12 teman main ke Blitar selatan dengan tujuan Monumen Trisula dan pantai Pangi.
6. Tgl 25 Mei ke Candi Tepas Kesamben. Ini merupakan ketidak sengajaan karena awalnya ingin mengikuti event sepeda, karena jadwal mundur lalu bersepeda mencari rute sendiri dan ketemu candi tersebut.
7. Tgl 3 Agustus yg merupakan hari ke 7 idul fitri ke air terjun Kandung.
8. Tgl 28 September ke Pacitan yg merupakan touring sepeda motor bersama 12 orang yg memberi pengalaman lain tentang traveling.
9. Tgl 9 November naik kereta ber-6 ke Jombang yg niatnya berjudul 'sehari di kereta'.
10. Tgl 2 Desember - Yogyakarta. Ini merupakan perjalanan impian saya selama ini, meski sendirian tapi tak mengurangi rasa senang bisa mendatangi kota tersebut.
11. Tgl 14 Desember ke alas Maliran bersama 12 teman dengan bersepeda yg niatnya semula melihat kijang namun gagal dan di ganti dengan seru-seruan berfoto.
12. Tgl 21 Desember ke air terjun Lawean yg merupakan perjalanan paling seru karena berpetualang di dalam hutan dan harus menempuh bahaya.

Rasanya sangat menyenangkan dalam setahun dapat melakukan perjalanan sebanyak itu, apalagi di dampingi teman dekat yg menambah keseruan. Semoga tahun depan di berikan kemampuan menjelajah lebih banyak lagi sudut Indonesia yg indah banget. So, pada akhirnya hanya dapat mengucap alhamdulillah.

23 Desember 2014

Air terjun Lawean ketika musim hujan

Sudah banyak yg menuliskan tentang air terjun Lawean Tulungagung. Posisi tepatnya dimana, caranya mencapai tujuan, dan kondisi perjalanannya seperti apa. Yaps, kondisi perjalanan adalah hal yg akan berbeda bagi setiap orang yg pernah kesana. Kebetulan kami datang saat musim hujan, cuaca yg kurang baik untuk melakukan perjalanan.
Pagi hari pukul 06.30 wib kami ber-12 segera berangkat dari Blitar dengan harapan 2 jam bisa mencapai tujuan. Sehari sebelumnya hujan turun setengah hari sudah memberikan tanda buruk. Dan pukul 09.00 wib kami sampai di lapangan Candi Penampihan tempat yg bisa di jadikan sebagai parkir kendaraan. Setelah berfoto-foto ria karena pemandangan yg bagus segera kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki seperti yg tuliskan teman-teman lain di blog-nya. Hal pertama yg menyulitkan adalah tak adanya petunjuk menuju lokasi, sedangkan jalan setapak banyak bercabang. Salah mengambil jalan akan semakin menjauhkan perjalanan karena kondisi pegunungan. Bertanya kepada warga yg sedang berkebun menjadi satu-satunya pilihan. Perasaan mulai tak enak ketika mulai masuk hutan, kondisinya sangat rimbun, langit juga sering tak dapat di lihat karena tertutup pepohonan. Jalan sempit penuh semak belukar cukup menakutkan seandainya bertemu hewan liar. Di tambah langit yg mendung rata membuat perjalanan kami selalu dalam keadaan cukup gelap, padahal saat itu pukul 10 siang.
Semakin masuk ke dalam hutan perasaan semakin tak enak, apalagi air terjun juga belum terlihat. Setelah satu jam lebih berjalan akhirnya kami bermusyawarah dan di putuskan jika sampai pukul 11 belum mencapai tujuan maka kami harus kembali. Namun tak sampai 5 menit alhamdulillah kami tiba di lokasi. Air terjunnya memang bagus sayang hujan akhirnya mulai turun juga. Segala jas hujan yg kami bawa kami jadikan alat berlindung walaupun tak cukup untuk kami semua. Kemudian teman-teman segera berfoto-foto dan meninggalkan tempat, berbahaya jika berlama-lama dalam kondisi seperti itu di dalam hutan. Meski hujan makin lebat kami tetap melanjutkan perjalanan pulang. Jalan licin membuat sebagian teman-teman berkali-kali terpeleset jatuh. Kondisi tegang memuncak ketika harus menyeberang sungai dengan arus deras. Hujan lebat menyebabkan debit sungai yg tadinya tenang menjadi ganas. Salah satu kawan dari grup lain sempat terseret arus namun masih selamat. Kemudian kami saling membantu agar semua dapat selamat. Setelah tiga kali menyeberang arus deras dan berjalan lebih dari satu jam akhirnya kami bisa keluar hutan. Perasaan sangat plong kami semua bisa keluar dengan selamat dan hanya beberapa sandal yg hanyut.
Air terjun Lawean memang memukau, apalagi pemandangan selama perjalanan motor juga indah. Bagi yg menyukai tantangan tempat ini layak masuk daftar kunjung terutama ketika hujan.