09 Desember 2008

Mengenang Masa Lalu




Hari ini jalanan di Kota Blitar tampak lebih lengang dari biasanya, mungkin ini juga terjadi di kota-kota lain karena hari ini minggu.
Salah satu jalan yang setiap paginya sangat ramai adalah Jl. Soedanco Soeprijadi. Di jalan yang panjangnya sekitar 1 km ini terdapat beberapa kantor, seperti rumah dinas Walikota, kantor Pemerintah Kota Blitar, dan beberapa kantor dinas yang lain. Namun yang yang paling mendominasi pengguna jalan ini adalah anak-anak sekolah.
Terdapat beberapa sekolah mulai tingkat SD, SMP, hingga SMA yang berada di sekitar jalan yang terdapat Taman Makam Pahlawan Raden Wijaya ini. Bahkan dari beberapa sekolah itu diantaranya menempati gedung yang saling terhubung satu dengan lainnya. Bangunan yang panjang dan nampak beraksitetur jaman Belanda itu dulunya merupakan markas tentara PETA. Kini orang lebih mengenalnya dengan istilah komplek SMP, karena terdapat 3 SMP yang menempati bangunan ini, bahkan 10 tahun yang lalu 5 SMP berada di sini.
Cukup mudah untuk mengenali daerah ini, karena jika kita melintas di depan kompleks SMO|P ini kita akan menjumpai patung berjumlah tujuh buah. Patung tersebut adalah patung Soedanco Soeprijadi dan patung pejuang PETA lainnya. Soeprijadi adalah tokoh sentral pejuang PETA di Blitar pada 14 Februari 1945. Bagi orang Blitar, seorang Soeprijadi hanya kalah populer dengan proklamator Bung Karno. Hal ini tidak mengherankan mengingat setelah perjuangannya waktu itu beliau menghilang tanpa jejak, keberadaannya hingga kini tidak diketahui dengan pasti, masih hidup atau sudah meninggal. Bahkan pada Agustus kemarin tokoh Soeprijadi menjadi perdebatan kembali karena munculnya seorang dari Semarang yang mengaku sebagai Soeprijadi.
10 tahun yang lalu jalan ini masih bernama Jl. Pahlawan, pada saat itu patung pejuang PETA tersebut juga belum berjumlah tujuh buah. Hanya sebuah patung kecil berada di tengah taman sekolah itu. Seiring dengan motto pemerintah Kota Blitar yang mengusung tema Kota Perdagangan dan Pariwisata, maka patung Soeprijadi mengalami perubahan dan penambahan. Sedangkan kabar yang beredar saat ini, nantinya komplek sekolah yang berada di selatan patung ini juga akan beralih fungsi menjadi museum sejarah.
Jika anda bepergian dari Malang ke Tulungagung ataupun sebaliknya, mungkin anda akan melewati jalan ini kerena jalur ini merupakan penghubung antar kota.

06 November 2008

Funbike HUT TNI




Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-63, pada hari Minggu 2 November 2008 kemarin Kodim 0808 Blitar menggelar Funbike. Event yang mengambil start dan finish di Jl. A.Yani Blitar itu merupakan funbike pertama sejak puasa dan lebaran tahun ini. Pada pukul 06.30 WIB, rombongan peserta dilepas di depan kantor Kodim 0808.
Menempuh jarak sekitar 20km untuk rute panjang, peserta sepeda santai bergerak ke arah utara menyusuri jalan sekitar makam Bung Karno hingga sampai perempatan Ngrobyong, kemudian bergerak ke timur mencapai daerah Kutukan. Dilanjutkan kearah selatan hingga memasuki wilayah kota kembali. Di garis finish peserta dihibur oleh musik dangdut, tak ketinggalan beberapa sponsor juga ikut membagikan hadiah.
Dalam event kali ini nampaknya tak begitu banyak peserta luar kota yang datang. Dari yang terlihat, hanya beberapa truk pengangkut sepeda yang terparkir disekitar area acara. Padahal panitia telah menyediakan dua buah sepeda motor sebagai hadiah utamanya dan bermacam-macam doorprice lain.
Selain funbike, panitia juga menggelar acara donor darah sebagai bentuk kepedulian TNI terhadap sesama.

28 Oktober 2008

Asta Club

Pada awal 2006, kegiatan bersepeda marak kembali digelar di wilayah Blitar. Hampir tiap bulannya ada event funbike. Imbasnya banyak perkumpulan-perkumpulan penggemar sepeda muncul, dan salah satunya Asta Sepeda Club Blitar.
Nama Asta Club mengambil dari nama lokasi tempat berkumpul anggota, yaitu yang berada di Jl. Asahan Kelurahan Tanjungsari Kota Blitar. Pada Maret 2007 club resmi didirikan yang di tandai dengan pembuatan kaos. Asta Club beranggotakan 16 orang awak, dan di komandani oleh Hustan "Ucil" Ahmadi yang sekaligus bos dari counter Asta Cell.
Dalam perjalanannya selama ini, berbagai event funbike baik di wilayah Blitar maupun luar kota telah diikuti. Tak hanya itu, berbagai tempat wisata terkenal di Blitar dikunjungi, perbukitan, hutan dan gunung dijelajahi untuk memuaskan keinginan bersepeda. Meskipun bukan club besar dengan peran yang besar, setidaknya keberadaan club ini menjadi penggalak kegiatan bersepeda di Kampung sendiri.

27 Oktober 2008

Jump In Bladak

Orang lebih mengenalnya dengan kali bladak. Letaknya di Desa Sumberasri Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar.
Setiap harinya puluhan truk keluar-masuk daerah ini. Lokasi ini merupakan tempat penambangan pasir. Tidak seperti umumnya penambangan pasir yang dilakukan di tepian sungai, di tempat ini pasir dapat diambil dari tengah-tengah daerah aliran sungainya. Lho koq bisa??, ya, karena Kali Bladak merupakan daerah aliran lahar Gunung Kelud. Jadi sehari-harinya yang lebih terlihat hanyalah hamparan pasir, air yang mengalir hanya sedikit.
Lapisan pasir yang ada juga cukup dalam, mungkin kedalamannya mencapai 4 meter. Bahkan sebuah truk dapat tenggelam dalam galian pasir jika sedang menambang.
Jika runut kearah utara, Kali Bladak akan menuntun kita mendekati lereng Gunung Kelud. Pemandangan disekitarnya juga cukup indah. Jika anda menyukai bersepeda dengan trek pegunungan, mungkin daerah ini patut anda pertimbangkan.