Hari ini jalanan di Kota Blitar tampak lebih lengang dari biasanya, mungkin ini juga terjadi di kota-kota lain karena hari ini minggu.
Salah satu jalan yang setiap paginya sangat ramai adalah Jl. Soedanco Soeprijadi. Di jalan yang panjangnya sekitar 1 km ini terdapat beberapa kantor, seperti rumah dinas Walikota, kantor Pemerintah Kota Blitar, dan beberapa kantor dinas yang lain. Namun yang yang paling mendominasi pengguna jalan ini adalah anak-anak sekolah.
Terdapat beberapa sekolah mulai tingkat SD, SMP, hingga SMA yang berada di sekitar jalan yang terdapat Taman Makam Pahlawan Raden Wijaya ini. Bahkan dari beberapa sekolah itu diantaranya menempati gedung yang saling terhubung satu dengan lainnya. Bangunan yang panjang dan nampak beraksitetur jaman Belanda itu dulunya merupakan markas tentara PETA. Kini orang lebih mengenalnya dengan istilah komplek SMP, karena terdapat 3 SMP yang menempati bangunan ini, bahkan 10 tahun yang lalu 5 SMP berada di sini.
Cukup mudah untuk mengenali daerah ini, karena jika kita melintas di depan kompleks SMO|P ini kita akan menjumpai patung berjumlah tujuh buah. Patung tersebut adalah patung Soedanco Soeprijadi dan patung pejuang PETA lainnya. Soeprijadi adalah tokoh sentral pejuang PETA di Blitar pada 14 Februari 1945. Bagi orang Blitar, seorang Soeprijadi hanya kalah populer dengan proklamator Bung Karno. Hal ini tidak mengherankan mengingat setelah perjuangannya waktu itu beliau menghilang tanpa jejak, keberadaannya hingga kini tidak diketahui dengan pasti, masih hidup atau sudah meninggal. Bahkan pada Agustus kemarin tokoh Soeprijadi menjadi perdebatan kembali karena munculnya seorang dari Semarang yang mengaku sebagai Soeprijadi.
10 tahun yang lalu jalan ini masih bernama Jl. Pahlawan, pada saat itu patung pejuang PETA tersebut juga belum berjumlah tujuh buah. Hanya sebuah patung kecil berada di tengah taman sekolah itu. Seiring dengan motto pemerintah Kota Blitar yang mengusung tema Kota Perdagangan dan Pariwisata, maka patung Soeprijadi mengalami perubahan dan penambahan. Sedangkan kabar yang beredar saat ini, nantinya komplek sekolah yang berada di selatan patung ini juga akan beralih fungsi menjadi museum sejarah.
Jika anda bepergian dari Malang ke Tulungagung ataupun sebaliknya, mungkin anda akan melewati jalan ini kerena jalur ini merupakan penghubung antar kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar